Archive | Agustus 26, 2011

Kemerdekaan sejati

 

“ Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”.

 

Tanggal 17agustus kemarin, kita baru saja merayakan hari kemerdekaan bangsa kita. Indonesia. Setiap tahunnya, kita memperingati hari kemerdekaan bangsa indonesia, dengan mengadakan upacara bendera untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan yang sudah berjuang untuk merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah.

Demi memberikan kebebasan kepada kita semua, mereka bahkan sampai kehilangan nyawa mereka. Dan setiap kali kita mengingat perjuangan mereka, pasti dihati kita timbul perasaan haru, sedih, dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas perjuangan mereka.

Sebagai warga negara yang baik, apa yang selama ini kita lakukan, yaitu dengan mengikuti upacara kemerdekaan tiap tahunnya, tentu sangatlah baik dan patut kita lakukan sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada para pejuang yang sudah kehilangan nyawa demi kemerdekaan yang saat ini sedang kita nikmati.

Lalu bagaimana dengan kehidupan rohani dan dalam kehidupan pribadi kita dengan Tuhan? Apakah kita, sebagai umat Tuhan yang hidup didalam kebebasan karena pengorbanan-Nya. mampu menghargai dan berterima kasih atas pengorbanan-Nya itu ? atau justru malah menyalah gunakan kemerdekaan kita dengan terus hidup dalam dosa?

Apakah kita benar-benar bisa dengan hati yang tulus, berterima kasih dan menghargai pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, seperti saat kita menghargai jasa para pahlawan kita dulu? Kalau kita bisa melakukan hal yang sama, lalu bagaimana cara kita menunjukan rasa terima kasih dan penghargaan kita pada Tuhan Yesus , yang sudah berperang melawan iblis sehingga iblis bisa dikalahkan dan kehilangan kuasanya untuk mendakwa kita?.

Kalau setiap tahunnya, kita mengikuti upacara bendera untuk menghormati para pahlawan yang sudah berjasa atas kemerdekaan bangsa kita. Lalu bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan, menghormati jasa Yesus yang sudah memberikan kebebasan atas kuasa iblis dalam hidup kita?.

Satu-satunya cara bagi kita untuk menghargai pengorbanan-Nya, adalah hidup sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Tuhan menginginkan kita, sebagai anak-anak-Nya untuk setia kepada-Nya, sama seperti Dia yang sudah setia kepada kita sampai mati di kayu salib.

Kalau sekarang, saat kita mengikuti upacara bendera hanya untuk mengenang jasa para pahlawan negara kita yang sudah mati. Lain halnya dalam kehidupan rohani kita, memang saat ini kita diingatkan untuk menghargai pengorbanan Tuhan Yesus yang mati di kayu salib. Akan tetapi satu hal yang perlu kita ingat dengan jelas, bahwa meskipun Dia mati tapi Dia hidup kembali dan bahkan masih terus berjuang sampai saat ini dalam menghadapi persoalan dan pergumulan hidup kita.

Kita memang sudah merdeka oleh pengorbanan-Nya di kayu salib, tetapi jangan jadikan itu sebagai satu-satunya alasan untuk tetap hidup didalam dosa. Karena masih banyak di antara kita umat yang percaya, yang setiap harinya masih kompromi dengan dosa dan dengan entengnya berkata, berbuat dosa saja dulu lalu minta ampun, toh asal kita percaya pada Tuhan Yesus maka dosa kita akan terhapuskan.

Memang benar Yesus adalah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup, dan oleh karena Dialah kita beroleh pengampunan di hadapan Bapa atas dosa-dosa kita. Tetapi itu bukan berarti ketika kita telah menerima keselamatan itu, kita justru menyalah gunakannya untuk terus hidup dalam dosa.

Yesus adalah satu-satunya “Jalan” keselamatan bukan “Gantungan” keselamatan. karena itu keselamatan yang kita terima dari pengorbanan-Nya di kayu salib, juga harus kita Jalani dalam hidup kita, yaitu dengan terus hidup didalam kasih dan melakukan apa yang baik dan benar di hadapan-Nya. Bukan sebaliknya, terus menerus melakukan dosa dan menggantungkan semuanya pada-Nya.

Hidup adalah perjuangan, pergumulan, bahkan pergulatan. Tapi kita tidak boleh menyerah dalam menghadapi semua itu. Cukup sekali saja Yesus menjadi penanggung dosa kita, yaitu saat Dia mati dikayu salib. karena itu disaat kita sudah menerima keselamatan dari-Nya, jangan sia-siakan itu dan jalanilah keselamatan itu bersama dengan Yesus. Jadikan Dia sebagai sahabat, penasehat, penolong, dan penghibur didalam perjalanan iman kita bersama-Nya. Jangan berbuat dosa lagi, dan jangan jadikan Dia sebagai penanggung terus menerus untuk dosa-dosa yang kita lakukan.

Karena pada akhirnya, kemenangan dan kemerdekaan kita terhadap semua itu akan ditentukan oleh Tuhan Yesus sendiri. yang terpenting adalah, kita setia untuk tetap didalam Tuhan, berjuang, bergulat, dan bergumul dalam segala aspek kehidupan.

Hidup sebagai orang percaya memang tidaklah gampang. Terkadang kita tergoda untuk menyerah dan berhenti berjuang. Akan tetapi, janganlah kita cepat berputus asa atau merasa kalau kemampuan yang kita miliki, tidaklah cukup untuk menyelesaikan setiap pergumulan yang ada.

Karena kemampuan kita yang terbatas, dapat dipakai untuk menunjukan kekuatan ALLAH yang tak terbatas. Dan sebagai umat percaya, kita dipanggil untuk berjuang dalam menghadapi setiap pergumulan dan tantangan hidup yang ada di hadapan kita. Amin.

 

Be Bless….